Diseminasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penyebarluasan ide, gagasan, dan sebagainya. Diseminasi berkaitan dengan tindakan inovasi yang disusun dan disebarkan berdasarkan perencanaan yang matang melalui diskusi atau forum lainnya sehingga terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi.
Setelah mempelajari Modul 1.4, melakukan pembelajaran secara mandiri, diskusi dalam ruang kolaborasi, serta mengikuti lokakarya kedua, saya mencoba untuk mengimplementasikan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif di lingkungan kelas sesuai yang dibuat di tahap Koneksi Antarmateri, dan membagikan pemahaman dan pengalaman dalam menerapkannya kepada rekan-rekan guru di tempat saya mengajar, yaitu di SMA Islam Athirah.
Dua aksi nyata yang saya terapkan adalah diseminasi terkait segitu restitusi, yaitu salah satu materi yang ada dalam Budaya Positif. Selain itu, saya juga mengabadikan sebuah momen di kelas saat pembuatan budaya positif.
Segitiga restitusi merupakan proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka agar bisa kembali ke kelompoknya dengan karakter yang lebih kuat. Secara sistematis, langkah restitusi terdiri dari tiga tahap yaitu Menstabilkan Identitas, Validasi Tindakan Salah, dan Menanyakan Keyakinan. Maka proses ini juga disebut sebagai Segitiga Restitusi. Tahapan Penstabilan Identitas berguna untuk mengubah dari identitas gagal menjadi orang yang sukses dengan proses refleksi. Tahapan yang kedua dalah Validasi Tindakan Salah untuk memahami alasan di balik tindakan murid. Pada tahap akhir yaitu Menanyakan Keyakinan, murid sudah siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dipercaya, setelah pada tahap pertama dan kedua ia telah mencapai identitas yang sukses dan tindakan salahnya telah divalidasi.
Dalam diseminasi segitiga restitusi, saya berkolaborasi dengan rekan guru saya yang juga merupakan peserta yang mengikuti pendidikan CGP. Ia menjabarkan materi keyakinan kelas, sedangkan saya menjabarkan tentang segitiga restitusi. Selain mengimbaskan materi, saya juga menampilakn contoh penerapan segitiga restitusi terhadap salah satu siswa yang memiliki masalah dalam bentuk video.
Peserta diseminasi tidak lain adalah para pimpinan dan rekan guru di SMA Islam Athirah 1 Makassar. Adapun pertanyaan yang dilayangkan peserta dalam kegiatan diseminasi tersebut, mengenai kendala yang dihadapi dalam melaksanakan segitiga restitusi khususnya pada bagian menanyakan keyakinan. Selain itu, salah satu peserta memberikan kebermanfaatan segitiga restitusi jika ditinjau dari perspektif islam seperti yang telah saya jelaskan di awal pembahasan. Dalam penerapannya, seigitiga restitusi menekankan kita sebagai pendidik untuk mampu ber-tabayyun pada kondisi atau masalah yang dialami oleh siswa.
Islam menganjurkan muslim agar senantiasa bersikap tabayyun untuk menghindari diri dari tindakan yang menimbulkan fitnah dan merugikan orang lain. Pengertian tabayyun penting untuk dipahami sebab, banyak berita dan informasi bisa menyebar dengan sangat cepat dan dapat menimbulkan hoaks, fitnah, dan lainnya.
Begitu pula dengan pendekatan segitiga restitusi ini, dengan melakukan tabayyun kita mampu memandang permasalahan siswa dari berbagai pandangan sebelum manjastifikasi atau melayangkan sanksi pada siswa tersebut.
Komentar
Posting Komentar