Langsung ke konten utama

Postingan populer dari blog ini

10 Kosakata Bahasa Bugis-Makassar yang telah Masuk ke Dalam KBBI

                 Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ada beberapa krtieria yang harus dipenuhi agar sebuah kata dapat menjadi kosakata bahasa Indonesia, antara lain: unik , eufonik, seturut kaidah Bahasa Indonesia, tidak berkonotasi negatif, dan kerap dipakai. Unik berarti bahwa ka ta yang diusulkan, baik berasal dari bahasa daerah, maupun bahasa asing, memiliki makna yang belum ada dalam bahasa Indonesi a. Ini menandakan bahwa untuk menjadi “warga” KBBI, kata tersebut dapat berasal dari bahasa daerah, tak terkecuali Bahasa Bugis maupun Bahasa Makassar. Beberapa kata yang seringkali digunakan dan familier di masyarakat, akhirnya dapat menjadi kata baku yang terpampang di KBBI serta ketersebalan kemunculan kata tersebut ada di beberapa wilayah. Bottom of Form Berikut beberapa kosakata bahasa Bugis Makassar yang telah masuk ke dalam KBBI, yang berarti kosakata di bawah ini sudah memenuhi kriteria untuk menjadi s...

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

  “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert Kalimat dari Bob Talbert di atas bermakna bahwa mengajarkan keterampilan teknis seperti menghitung kepada anak-anak memang penting dan baik. Namun, yang lebih penting atau terbaik bagi kehidupan mereka adalah mengajarkan mereka nilai-nilai atau hal-hal yang berharga dalam kehidupan, seperti nilai-nilai moral, etika, rasa empati dan simpati. Pendidikan tidak hanya fokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pengembangan karakter dan nilai-nilai kehidupan. Kutipan tersebut memiliki kaitan erat dengan materi "Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin." Dalam konteks ini, mengajarkan anak-anak untuk menghitung bisa diibaratkan sebagai memberikan keterampilan teknis yang diperlukan untuk membuat keputusan yang efektif. Namun, mengajarkan mereka tentan...

PERSALINAN KALA II

  Awalnya Normal, endingnya C-Section           Pengalaman melahirkan merupakan pengalaman yang tidak semua wanita bisa alami. Beruntunglah jika kita wanita yang pernah merasakan kehamilan hingga melahirkan. Pengalaman tersebut adalah hadiah yang sekaligus menjadi amanah yang dititipkan Allah. Melahirkan adalah proses yang ibarat berjuang agar kedua kaki tetap berpijak ke dunia. Karena proses tersebut semacam pertaruhan antara hidup dan mati. Satu kaki berada di dunia dan satu kaki lagi di ujung kematian. Ajaibnya, wanita bisa melalui proses menegangkan itu dengan happy ending , tetapi ada pula yang harus menunda happy ending nya itu dengan kesakitan sementara, bahkan adapula yang berujung “sad ending”. Lagi-lagi, bersyukurlah kita jika melewatinya dengan akhir yang dipenuhi senyuman. Seiring perkembangan teknologi, proses melahirkan semakin ke sini semakin mudah. Teknologi ikut andil dalam memudahkan proses mel...